Selasa, 07 Desember 2010
Kamis, 28 Oktober 2010
Senin, 18 Oktober 2010
Pemboikotan CPO ( Crude Palm Oil )
Membaca dari beberapa sumber,mengenai pemboikotan minyak kelapa sawit yang dilakukan oleh LSM Internasional ( Greenpeace) dimana pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dituding menimbulkan deforestasi, sepetinya hal ini akan menjadi masalah yang cukup pelik. Dimana hal ini menimbulkan pemutusan kontrak impor CPO oleh Nestle dan Unilever dengan perusahaan Indonesia.
"Jika Eropa menganggap kelapa sawit Indonesia sebagai green monster, maka upaya kampanye negatif terhadap produk CPO Indonesia adalah bagian dari green colonialism.” tutur Sekertaris Jendral Asosiasi Petani Kelapa Sawit, Asmar Arsyad di Medan (17/10/10).
Akan tetapi, menurut Asmar, pemerintah negara-negara Eropa seolah lepas tangan terhadap kampanye negatif yang dilancarkan LSM internasional atas produk CPO Indonesia.
”Mereka mengaku tak terlibat dengan kampanye negatif LSM internasional. Mereka balik menuduh, kesulitan kami mengembangkan perkebunan sawit karena Pemerintah Indonesia yang membatasi sendiri. Kan yang ingin agar emisi karbon berkurang 26-41 persen pada 2020 Presiden Indonesia, bukan negara-negara Eropa. Yang ingin moratorium juga Pemerintah Indonesia,” tutur Asmar.
"Kebun sawit di Indonesia dan Malaysia hanya 15 juta hektar, sementara berapa banyak hutan di Eropa yang hilang karena mereka menanam bunga matahari. Ini kan persoalan persaingan minyak nabati,” ujar Timbas.
Dari sini sepertinya bisa dilihat bahwa tujuan Eropa melakukan pemboikotan adalah untuk menekan harga CPO Indonesia dan ingin menggantinya dengan sumber-sumber lain yang lebih murah. Akan tetapi melihat konsumen Eropa yang saat ini semakin kritis dalam memilih produk ramah lingkungan, tampaknya isu ini bukan semata-mata mekanisme pasar. Dan tampaknya satu-satunya cara agar terhindar dari pemboikotan yaitu dengan memperbaiki produk sesuai standar internasional.
Dari sini sepertinya bisa dilihat bahwa tujuan Eropa melakukan pemboikotan adalah untuk menekan harga CPO Indonesia dan ingin menggantinya dengan sumber-sumber lain yang lebih murah. Akan tetapi melihat konsumen Eropa yang saat ini semakin kritis dalam memilih produk ramah lingkungan, tampaknya isu ini bukan semata-mata mekanisme pasar. Dan tampaknya satu-satunya cara agar terhindar dari pemboikotan yaitu dengan memperbaiki produk sesuai standar internasional.
Dengan mengabaikan isu-isu yang ada yang belum didapat kebenarannya,apakah itu merupakan persaingan bisnis atau tidak, menurut saya ada baiknya apabila hal ini bisa disiasati dari pemerintah Indonesia sendiri agar meninjau kembali analisis mengenai dampak lingkungan yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum membuka lahan baru untuk perkebunan sawit. Selain itu juga harus terus memperhatikan pengelolaan hutan.
Sumber : bisniskeungan.kompas.com dan www.sinarharapan.co.id
Label:
Bussiness and Economy
Jumat, 15 Oktober 2010
IDENTITAS DIRI
Saya adalah seorang mahasiswi dari salah satu universitas swasta ternama di Yogyakarta yaitu Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) dengan nomor mahasiswa 1105121003. Saat ini saya sedang menempuh studi di Fakultas Ekonomi UTY dan mengambil jurusan Akuntansi untuk kelas S1 Transfer. Sebelumnya saya pernah menempuh D3 di Akademi Akuntansi Ykpn. Saya terlahir di Yogyakarta pada tanggal 26 Mei 1987. Saya memiliki hobi menari,memasak,membaca dan menulis. Bagi saya menulis blog merupakan suatu bentuk ekspresi dari seseorang dalam mencurahkan isi hati dan pemikirannya untuk dipublikasikan melalui media elektronik internet. Saat ini sudah ratusan blog dibuat oleh masyarakat kita. Hal ini menunjukkan bahwa kebebasan berpendapat sudah diterapkan di negara kita. Namun hal ini juga harus didasari dengan pedoman yang kuat akan etika berpendapat agar tidak menimbulkan salah paham serta merugikan orang lain. Semoga blog yang saya tulis ini bisa memberi manfaat dan inspirasi untuk semua lapisan masyarakat kita. Amin. :)
Label:
Identitas diri
Langganan:
Postingan (Atom)